“Nasib Pemulung Pencari Sampah Plastik”
Nasib kurang beruntung dialami oleh seorang ibu yang bernama Nurbaiti berumur 43 tahun. Setiap hari Nurbaiti mengelilingi gor H. Agus Salim untuk mencari sampah plastik. Tak kenal lelah ibu Nurbaiti untuk mencari sampah plastik demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ketiga anaknya.
Sudah dua tahun ibu Nur menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya sudah meninggal, semenjak itulah ibu Nur bekerja sebagai pemulung mencari sampah plastik. Suami Nurbaiti meninggal karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. Setiap hari minggu dan ketika anaknya libur sekolah, ia selalu membawa ketiga anaknya untuk membantunya mencari sampah plastik.
Meskipun menjadi pemulung mencari sampah plastik, Nurbaiti tetap semangat dan ia tidak pernah malu demi mencukupi kehidupan keluarganya. Selama Nurbaiti menjadi pemulung banyak suka duka yang dialami, tetapi lebih banyak duka yang didapati oleh Nurbaiti. Misalnya, tak mungenal lelah, hujan panas ia tetap bekerja meskipun hujan badai sekalipun.
Penghasilan yang didapat oleh Nurbaiti tidak seberapa, kadang-kadang penghasilanya pun tidak menentu, misalnya dalam sehari Rp 30.000 atau bahkan bisa mencapai Rp 80.000 itupun jika di Gor diadakan acara. Tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakoni oleh Nurbaiti selain memulung. Ibu tiga orang anak ini hanya menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Hal tersebut karena terhalang biaya, maka Nurbaiti hanya bisa menjadi seorang pemulung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar