Minggu, 24 Mei 2015

Mobil Antik Gor H. Agus Salim



Mobil Antik Gor H. Agus Salim

Pesona mobil antik ini sangat memukau semua kalangan. Mobil antik ini merupakan sebuah wahana permainan baru yang berada di gor H.Agus Salim. Mobil antik ini disebut dengan mobil sepeda karena mobil ini dikendarai dengan cara dikayuh seperti sepeda dan dalam mobil sepeda ini berisikan minimal empat orang. Dua orang yang didepan bertugas untuk mengayuh sepeda serta dua orang yang dibelakang bisa duduk bersantai-santai sambil menikmati pemandangan gor H.Agus Salim tersebut.
Semua orang penasaran dengan mobil antik tersebut. Mobil sepeda ini bisa dinaiki oleh semua orang, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa karena mobil sepeda tidak membahayakan bagi yang mengendarainya. Para pengunjung gor H. Agus Salim sangat antusias dengan adanya mobil sepeda.  Untuk menaiki kendaraan yang antik ini kita harus membayar Rp.25.000 selama 30 menit saja. Waktu 30 menit dirasa cukup lama, kita bisa mengayuh mobil sepeda ini dengan berkeliling ria disekitar gor H.Agus Salim. Para pengunjung dimanjakan dengan sikap ramah  orang yang menyewakan mobil sepeda tersebut.
Tak cukup sampai disitu, mobil sepeda ini sudah buka sejak siang hari pukul 14.00 Wib. Mobil sepeda  juga ada pada malam hari. Pada malam hari mobil sepeda kelihatan lebih eksotis karena diwarnai dengan kerlap-kerlip lampu yang menghiasi mobil sepeda tersebut. Umumnya pengunjung yang menaiki mobil sepeda di gor H.Agus Salim mayoritas adalah para remaja, tetapi ada juga dari kalangan orang yang berkeluarga. Mobil sepeda ini banyak pengunjung ketika hari-hari libur.  Wahana permainan baru di gor H.Agus Salim sangat menarik dan memukau semua orang. Oleh karena itu, isilah hari libur anda dengan menaiki mobil antik ini. (Trinesia)

Pesona Maraton Gor H. Agus Salim



Pesona Maraton Gor H. Agus Salim


Maraton merupakan salah satu kegiatan berolahraga yang menyehatkan. Kegiatan maraton ini banyak digemari oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sekalipun. Olahraga maraton ini bisa dilakukan diberbagai tempat seperti, di taplau dan di gor H.Agus Salim. Kali ini pesona maraton di gor mampu merebut perhatian banyak orang baik di pagi hari maupun sore hari. Pada hari selasa tanggal 19 mei 2015, ditemukan banyak orang yang maraton yaitu pada sore hari. Di gor tersebut sebagian orang melakukan lari-lari kecil dan mengelilingi gor untuk berolahraga.
Salah satu orang yang ditemui di gor H. Agus Salim, ia bernama Yoga. Yoga mengatakan bahwa ia melakukan aktivitas olahraga ini untuk melatih fisiknya agar tetap bugar dan sehat. Disamping itu, Yoga yang ketika itu bersama temannya juga mengatakan bahwa olahraga maraton ini sangat mudah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Banyak olahraga yang memerlukan biaya yang cukup besar contohnya saja fitnes, olahraga fitnes ini kita harus merogoh kocek dulu untuk bisa melakukan olahraga yang kita sukai, ujar pria 25 tahun ini. Uang yang dikeluarkan untuk olahraga fitnes ini pun tidak sedikit, oleh karena itu kami memilih lari-lari kecil atau maraton sebagai kegiatan untuk berolahraga.
Maraton ini juga disebut oleh kalangan remaja dengan sebutan jogging. Kegiatan maraton ini sangat bagus untuk menyehatkan badan. Dengan terbiasa berolahraga maka tubuh kita jauh dari penyakit, dan kita tampak lebih segar dan sehat. Kegiatan berolahraga ini tidak mesti harus dilakukan di gor karena dengan berlari-lari kecil saja di sekitar rumah itu juga bisa dikatakan berolahraga. Olahraga maraton bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, bisa saja pagi atau sore hari, semua itu tergantung kepada diri kita sendiri. Oleh karena itu, mulailah berolahraga supaya badan tetap sehat dan jauh dari penyakit. (Osna)



Minggu, 10 Mei 2015

“Nasib Pemulung Pencari Sampah Plastik”
Nasib kurang beruntung dialami oleh seorang ibu yang bernama Nurbaiti berumur 43 tahun. Setiap hari Nurbaiti mengelilingi gor H. Agus Salim untuk mencari sampah plastik. Tak kenal lelah ibu Nurbaiti untuk mencari sampah plastik demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ketiga anaknya.
Sudah dua tahun ibu Nur menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya sudah meninggal, semenjak itulah ibu Nur bekerja sebagai pemulung mencari sampah plastik. Suami Nurbaiti meninggal karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. Setiap hari minggu dan ketika anaknya libur sekolah, ia selalu membawa ketiga anaknya untuk membantunya mencari sampah plastik.
Meskipun menjadi pemulung mencari sampah plastik, Nurbaiti tetap semangat dan ia tidak pernah malu demi mencukupi kehidupan keluarganya. Selama Nurbaiti menjadi pemulung banyak suka duka yang dialami, tetapi lebih banyak duka yang didapati oleh Nurbaiti. Misalnya, tak mungenal lelah, hujan panas ia tetap bekerja meskipun hujan badai sekalipun.
Penghasilan yang didapat oleh Nurbaiti tidak seberapa, kadang-kadang penghasilanya pun tidak menentu, misalnya dalam sehari Rp 30.000 atau bahkan bisa mencapai Rp 80.000 itupun jika di Gor diadakan acara. Tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakoni oleh Nurbaiti selain memulung. Ibu tiga orang anak ini hanya menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Hal tersebut karena terhalang biaya, maka Nurbaiti hanya bisa menjadi seorang pemulung. 

Minggu, 03 Mei 2015

Berita tamu ramah

“Strategi Sarjana Berkarakter Dalam Menembus Dunia Kerja”
oleh
STKIP NEWS
Padang, STKIP NEWS- Acara temu ramah dalam rangka memberi pembekalan kepada calon wisudawan/wisudawati diadakan pada hari senin, 13 april 2015 di STKIP PGRI Sumbar. Acara tersebut dihadiri oleh calon wisudawan/wisudawati, alumni STKIP PGRI Sumbar  beserta dosen-dosen prodi bahasa Indonesia. Acara temu ramah ini diselenggarakan pukul 09.00 s/d 13.00. Sebelumnya acara temu ramah juga telah diadakan, acara ini biasanya dilakukan karena untuk mempersiapkan para wisudawan/wisudawati dalam mendapatkan gelar sarjana yang disebut dengan wisuda.
Tema yang diangkat dalam acara tersebut adalah “Strategi Sarjana Berkarakter Dalam Menembus Dunia Kerja”. Tujuan mengangkat tema ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada calon wisudawan/wisudawati serta mempermudah calon wisudawan/wisudawati bersaing dalam mencari lowongan pekerjaan. Selama acara berlangsung, acara yang diadakan di Aula gedung B ini suasananya terbilang tenang dan tidak ada keributan. Semua peserta terlihat antusias dan semangat mengikuti acara tersebut.
Acara temu ramah ini dihadiri juga oleh narasumber yaitu Prof.Dr. Agustina, M.Hum. Tema yang diangkat oleh narasumber sangatlah bermanfaat bagi calon wisudawan/wisudawati dalam rangka menembus dunia kerja. Seperti yang kita lihat saat sekarang ini, meskipun sudah sarjana masih banyak yang pengangguran. Semua itu bisa terjadi karena potensi kemampuan yang dimiliki tidak dikembangkan dan takut untuk mencoba serta gagal. Sikap seperti itulah yang harus dihilangkan supaya kita bisa sukses.
Acara temu ramah ini perlu diadakan untuk mempererat jalinan silaturahmi antara calon wisudawan/wisudawati dengan para alumni dan juga para dosen prodi bahasa Indonesia, untuk mempersiapkan sarjana berkarakter dalam menembus dunia kerja, dan menambah pengetahuan calon wisudawan/wisudawati.

Minggu, 12 April 2015

Perkembangan Radio Dari Masa Ke Masa

Perkembangan Radio Dari Masa Ke Masa


Perkembangan radio dari masa ke masa terus berkembang pesat. Tetapi, radio ini akan lebih bagus berkembang di Ibukota. Misalnya, ketika mereka sedang menghadapi macet atau sedang berada dijalan maka radio bisa menjadi sahabat. Di jakarta radio ini bisa dikatakan hanya untuk orang-orang menengah ke atas saja, sedangkan untuk orang menengah ke bawah lebih suka menonton televisi. Dan perkembangan radio di Sumbar cukup bagus, karena radio ini hanya didengarkan oleh orang-orang yang mencintai radio dan mencintai dunia musik. Di Padang terdapat 15 stasiun radio swasta hingga saat ini. 

Pada radio zaman dulu bersifat manual, masih menggunakan kaset dan penggunaannya terbatas. Sedangkan radio zaman sekarang bersifat digital, penggunaannya lebih mudah dan praktis. Perkembangan radio pada saat sekarang ini masih digandrungi khalayak ramai karena rata-rata artis yang menpunyai lagu baru, pastinya mereka share ke radio dulu bukan televisi. Bagi orang yang belum melihat wajah penyanyi itu, mereka mendengarnya melalui radio. Mereka menilai bagus atau tidaknya lagu itu untuk didengarkan. Jadi, radio itu lebih objektif dalam menilai seorang penyanyi.

Yang membuat radio berbeda dengan media lainnya adalah kalau media lain seperti televisi menggunakan audio dan visual, sedangkan pada radio hanya menggunakan audio. Disitulah terletak perbedaannya dari media lain.

Untuk menjaga keeksistensiannya radio, dari pihak stasiun radio harus jeli melihat perkembangan zaman dan harus bisa membaca kebutuhan kayla muda. Supaya keeksistensian radio terjaga harus membuat program-program yang diminati oleh kaula muda, seperti meng-update lagu- lagu terbaru, mengadakan event, mengadakan kuis berhadiah dan harus bisa mencari sponsor. Jika radio sudah memiliki program-program yang unggul maka radio akan tetap diminati oleh kaula muda.

Jumat, 13 Maret 2015

pesona bukit nobita





Mendengar nama nobita, pasti kalian berpikir bahwa nobita yang dimaksud adalah salah satu tokoh dari serial kartun jepang yaitu “Doraemon”. Memang tidak salah, namun dalam hal ini yang diceritakan adalah nobita yang berbeda. Nobita ini adalah nama sebuah bukit yang ada di Kota Padang, tepatnya di kelurahan kampung Jua, kecamatan Lubeg (Lubuk Begalung). Bukit ini diberi nama bukit nobita oleh mahasiswa UNAND, yang mana mereka sedang berkemah dibukit yang berada di Lubeg tersebut.
Jarak tempuh menuju bukit nobita ini hanya 10 menit saja dari jalan By Pass, di simpang kampung jua antara perempatan Lubeg dengan perempatan Teluk Bayur. Jika khawatir dengan letak kendaraan, lokasi parkir sudah tersedia dihalaman rumah penduduk. Dengan merogoh kocek Rp.5000 saja kendaraan anda sudah dipastikan aman.  Selanjutnya, perjalanan dilanjutkandengan berjalan kaki, tidak terlalu jauh dan hanya berjarak beberapa meter saja dari pemukiman masyarakat.
Area bukit nobita ini masih terbilang asri, jalannya yang masih banyak diselimuti semak-semak ini belum begitu terjamah banyak orang. Dari puncak bukit nobita ini kita dapat melihat keindahan kota Padang. Kerlap-kerlip lampu di malam hari sungguh menambah eksotis keindahan bukit nobita. Jadi, jangan ragu untuk pergi melepas penat ke bukit nobita ini.

Sabtu, 28 Februari 2015

Kapling Tidak Jelas, Muncul Juru Parkir Ilegal

Kapling Tidak Jelas, Muncul Juru Parkir Ilegal


Mato Aia-Padang News, Kota Padang merupakan pusat keramaian dari beberapa daerah. Tak hayal jika Kota Padang tidak memiliki lahan parkir. Semenjak gempa 2009 melanda Kota Padang 5 tahun yang lalu. Akibatnya kapling-kapling yang telah ditetapkan oleh pemko Padang hilang tak jelas keberadaannya. Karena itulah saat ini bermunculan lahan parkir ilegal.

“kami terus berusaha untuk menyediakan lahan parkir bagi pengunjung. Sementara waktu di perbolehkan parkir di badan jalan yang telah di tetapkan. Sudah sama-sama kita maklumi bahwa perkembangan jumlah kendaraan bermotor (KB) setiap tahunya bisa dikatakan rata rata mencapai antara 10 sampai dengan 20 persen sedangkan panjang jalan boleh dikatakan tetap atau bertam­bah tetapi tidak seimbang dengan pertambahan KB. Demikian pula areal perpar­kiran semakin terdesak dengan pembangunan gedung gedung perkantoran perdagangan maupun kepentingan lainya,” ujar Bastiar kepala UPT Perparkiran Kota Padang.Bastiar menambahkan, lahan parkir di Kota Padang memang masih kurang. Dikarenakan kapling kaplingnya sudah tidak jelas, makanya muncul juru parkir illegal. Munculnya juru parkir ilegal memang sulit untuk di berantas. Karena mereka terus bermuncul mencari pekerjaan sebagai juru parkir. Dimana ada keramaian maka akan ada muncul juru juru parkir ilegal. Seperti, tempat warnet dan pesta. Tak hal banyak terjadi pencurian motor karena pengawan yang kurang.

 “untuk saat ini, sekitar kawasan objek wisata kami membolehkan parkir di pinggir badan jalan. Dan kami telah memberi plang tarif bersamaan dengan juru parkir resmi. Yang kami bekali dengan atribut jas berwarna orange atau hijau dan pluit” ujarnya.

Kami dari DISHUB akan berupaya sebaiknya untuk menciptakan lahan parkir yang memadai. Dan kami menghimbau kepada juru-juru parkir yang telah kami tunjuk, tolong kenakan pakian yang telah kami berikan supaya masyarakat dapat menentukan atau mengenal mana juru parkir yang resmi dan ilegel serta jangan merusak plang parkir yang telah kami pasang. pada tahun 2016 nanti kami akan berkerjasama dengan pihak swasta untuk membuat lahat parkir di Kota Padang ini. semoga permasalahan ini dapat teratasi dengan secepatnya. (***)

Sabtu, 14 Februari 2015

Kritik Sastra


ANALISIS SOSIOLOGIS NOVEL “TARIAN OMBAK” KARYA GERSON POYK

PENGANTAR


                Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan  menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja.
            Setiap karya sastra pasti membuat pembaca nya senang dan ingin selalu membaca karya-karya sastra yang lain. Karena cerita nya selalu menarik dan menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Karya sastra bisa membuat hati orang senang karena pembaca nya bisa masuk ke dalam cerita nya dan bisa merasakan kehidupan yang terjadi dalam karya sastra itu.
            Dalam kajian ini teori yang digunakan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra adalah teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang menghubung kan karya sastra dengan aspek masyarakat, atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial.
            Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial. Sosialogi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, bagaimana ia tetap ada.
            Sastra adalah instusi sosial, dokumen sosial yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin realitas, modal kehidupan.
            Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra adalah karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradapan yang telah menghasilkannya karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realiras social yang terjadi dalam masyarakat.
            Kajian sosiologi selalu mengkatan antara karya sastra dengan masyarakat pendukungnya dan masyarakat pengarang nya. Kajian sosiologi selalu mengkaji tentang kehidupan masyarakat dan cara beradapan masyarakatnya dalam novel “Tarian Ombak”.
PENENTUAN LATAR
Novel “Tarian Ombak” mengungkapkan tentang kehidupan keluarga yang hidup tidak harmonis. Ada beberapa petunjuk atau data-data struktur novel ini tentang itu, seperti kutipan berikut.
“sang isrti selalu mengambil uang penghasilan bengkel untuk jalan-jalan kerumah teman-temannya”.
“sang suami menasehati istri nya untuk tidak keluar malam lagi tapi sang istri selalu ngotot”.
“suami dan istri itu selalu bertengkar”.
Kata-kata yang menunjukan keluarga yang tidak harmonis itu adalah sang istri selalu mengambil uang dari penghasilan dari bengkel untuk keluar dari rumah tampa memikirkan untuk keperluan yang lain. Dalam novel ini pengarang ingin mengungkapkan permasalahan pada suatu keluarga.
Permasalahan dalam keluarga ini adalah karna istri yang tidak nurut kepada suami. Padahal suami nya selalu sabar dengan sikap istri nya semakin hari semakin jadi. Suami nya selalu menasehati istri nya tetapi istri nya tidak mau mendengarkan apa kata suami nya.
Melalui latar tempat dan waktu dalam novel “Tarian Ombak” bicara tentang keluarga yang hidup satu rumah tetapi sering bertengkar. Prilaku tokoh novel dengan kaitan nya dengan data-data realitas objektif harus diselidiki untuk mendapatkan data-data sebagai bukti selanjutnya.
PENENTUAN PERAN DAN HUBUNGAN ANTAR PERAN
Sosok pribadi dalam masyarakat tidak hanya memerankan satu peran dalam kehidupannya. Sosok pribadi itu selalu memerankan peran ganda, misalnya disamping peran seorang guru bisa juga berperan sebagai tukang bengkel, kepala keluara, suami atau istri, pemimpin, dan lain-lain. Karya sastra sebagai cerminan dalam kehidupan masyarakat, akan menengahkan berbagai peran yang diperankan dalam cerita. Tidak ada dalam karya fiksi seorang tokoh memerankan satu peran saja. Pengarang akan memberikan berbagai peran terhadap tokoh-tokoh didalam ceritanya.
Dalam novel “ Tarian Ombak”. Seorang tokoh memerankan dua minimal peran. Tokoh-tokoh Mutiara contohnya, memerankan peran siswa, kakak, sebagai anak. Dengan pula dengan tokoh lainnya
Pak polisi, lelaki, pak Sep, istri, Mutiara anak perempuan, Si Paus anak laki-laki mereka, fat dan suaminya, teman-teman. Tokoh pak Sep memerankan toko suami sekaligus menjdi ayah.
Dengan demikian sebuah peran dapat diperankan oleh beberapa tokoh sekaligus. Dalam hal menyelidiki permasalahan harus melihat dari sudut peran bukan dari sudut tokoh. Permasalahan akan terlihat jelas jika peran yang satu di hubungkan dengan peran yang satu lagi. Beberapa peran yang diperankan oleh beberapa tokoh-tokoh cerita tersebut dapat dihubungkan atau dikelompokan menjadi (a) suami dengan istri, (b) ibu dengan anak, (c) ayah dan anak, (d) anak dengan anak.
Pengelompokan peran tersebut sekaligus dapat dilihat topik-topik yang di buat oleh pengarang dalam ceita yang di buat nya. Topik-topik ini dapat membantu peneliti dalam menelusuri lebih dalam permasalahan-permasalahan dalam karya sastra. Berdasarkan data yang di hubungkan peran di atas, setidaknya sudah nampak permasalahan yang terjadi di dalam cerita. Ketiga permasalahan itu dapat dirumuskan melalui konflik-konflik tokoh yang memerankannya.jika tidak ada konflik di dalam hubungan itu tidak bisa dilanjutkan sebagai penandan adanya permasalahan.
Contohnya adalah (D) anak dengan anak, yang tidak ada konflik di antara keduanya pemeran itu, tiadak ada konflik Mutiara dengan adiknya. Konflik batin yang muncul dari tokoh pak Sep dan anaknya yang selalu bersabar dengan tingkah ibunya yang semakin hari semakin aneh. Oleh karena itu, dalam hal permasalahan anak dengan anak (D) tidak bisa dilanjutkan sebagai permasalahan yang harus dikonfirmasikan dengan konteks sosial. Permasalahan tersebut harus ditempatkan sebagai permaslahan penyetengahkan perbedaan prilaku antara ayah dan anak (C)
Setelah mengikuti pola uji di atas, tinggalah topik istri dan suami (a), ibu dengan anak (b). Namun demikian topik-topik itu mash berguna untuk menunjang penyelidikan. Topik-topik tersebut dapat dipandang sebagai latar tokoh atau pendukung peran.
Topik suami dan istri (a) didukung oleh beberapa tokoh, seperti tokoh anak, teman-teman. Tokoh suami adalah pak Sep sebagai suami, tokoh istri adalah istri dari pak Sep.
Tokoh ibu dan anak (b) hanya di dukung satu tokoh adalah tokoh suami atau pak Sep.
Dari dua topik di atas, ternyata topik suami dan istri (a) yang didukung banyak tokoh. dengan demikian, pada topik hubungan suami dan istri inilah permasalahan utama Novel “Tarian Ombak”, sedangkan topik-topik lain hanya permasalahan penunjang.
PERMASALAHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA NORMATIF
            Dalam sistim sosial suami adalah kepala keluarga yang harus dihormati, dan tidak boleh melanggar kata-kata nya selagi itu masih benar. Istri adalah perempuan atau ibu rumah tangga yang tugasnya mengurus suami dan anak-anak nya. Dalam penataan kehidupan suami adalah pemimpin yang harus di hormati oleh istrinya.
            Dalam membina subuah rumah tangga yang harmonis tentu istri harus menghormat suami nya selagi itu masi sah oleh peraturan. Di dalam hidup berumah tangga tentu kedua nya sama-sama saling mengargai pendapat satu sama lain. Kewajiban seorang suami harus menjaga dan menafkahi istri nya, dan tidak menyakiti istri nya. Namun ada pula kemungkinan suami yang tidak harus dihormati oleh istrinya bila suami itu tidak bisa memimpin dengan baik dan hanya mementingkan diri sendiri.
            Antara suami dan istri harus memiliki hubungan yang harmonis, saling menghormati dan saling menerima pendapat satu sama lain. Saling membagi tugas satu sama lain.
            Suami harus menjdi pemimpin dan suami yang baik oleh istri dan anak-anak nya. Memberikan arahan kepada istri dan istri nya pun tidak boleh membantah selagi itu baik. Istri harus selalu menghargai dan menghormati suaminya.
            Istri tidak boleh melawan kepada suaminya dan harus menerima nasehatnya kalau itu masih benar. Istri harus menghargai suaminya.
            Demikianlah pengaturan hubungan suami dan istri. Antara suami dan istri harus selalu harmonis dan saling menerima pendapat satu sama lain.
PERMASALHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA FIKTIF
Dalam novel “Tarian Ombak” suami sekaligus ayah adalah pak Sep. Ia berperan sebgai suami dengan hubungan nya dengan istri. Ia sebagai ayah dengan hubunganna dengan tokoh Mutia dan si Paus.
Pak Sep adalah profil tokoh yang sabar dalam menghadapi permasalahan rumah tangganya. Sementara istri nya adalah orang yang pembangkang kepada suami nya (pak Sep), istri nya tidak pernah mendengarkan kata suami nya istri nya itu sibuk dengan urusan-urusan nya sendiri dan dia tidak peduli sama anak dan suami nya, seperti tertara dalam contoh kalau istri nya tidak mengurus anak dan suami nya.
“setiap malam istri pak Sep keluar untek bertemu dengan teman-temannya dan pulang sudah larut pagi dengan mabuk”
Setiap hari pak Sep selalu bersabar dengan sikap istri nya itu, pak Sep selalu menasehati istri nya itu tapi istri nya itu tidak mau mendengar kata suami nya, seperti tertara dalam kutipan.
“semuanya mesti saya terima, kalau terjdi apa-apa saya sangat pasrah sekarang”
Pak sep memiliki anak-anak yang rajin dan mengerti akan keadaan yang terjdi pada keluarganya, dan pak Sep selalu mendamba-dambakan kalau istrinya bisa seperti kedua anak-anak nya, seperti yang tertara dalam kutipan.
“kalu seandainya ibu mereka bisa seperti anak-anak yang mau menjual apa saja ke pasar ...ah, sayang”
Dari gambaran beberapa dari kutipan di atas, terlihat ketidakharmonisan hubungan suami dan istri dalam keluarga dalam novel “Tarian Ombak” hubungan keluarga yang tidak harmonis itu berujung penyesalan sang istri ketika detik-detik kematian nya. Dia menyampaikan kepada anak nya bahwa ibu mencintai ayah mu.
            SECARA OBJEKTIF
Untuk mendapatakan data-data objeltif perlu dilakukan obsevasi lapangan terhadap anggota keluarga tersebut. Untuk kepentingan ini telah dilakukan suatu penyebaran angket untuk menyaring data sosial tentang hubungan suami dan istri yang berlangsung atau yang sedang berlangsung sesuai masalah yang dirumuskan dalam realitas fiktif. Sumber datanya diambil secara acak dari 50 orang masyarakat umum yang memerankan suami dan istri dari berbagai daerah. Mungkin sumber data ini belum repsentif untuk keterwakilan prilaku sosial anggota masyarakat umum secara keseluruhan, tetapi dianggap cukup memberikan gambaran tentang hubungan suami dan istri ini.
Situasi umum hubungan suami istri ini menurut responden, yang menyatakan harmonis sekali hanya 1%; harmonis 20%; biasa-biasa saja 10%; kurang harmonis 70%; dan tidak harmonis 80%. Jika hubungan suami dan istri tersebut dibatasi dengan umum dengan menekankan sikap dan prilakuan suami kepada istri nya, jawaban reponden menunjukkan: baik sekali 8,5%; baik 70%: biasa-biasa 40%: kurang  baik 20%: dan tidak sebaliknya 0%, prilaku dan sikap istri terhadap suami nya dalah: baik sekali 10%: baik 20%: biasa-biasa 30%: kurang baik 40%.
Data-data itu menujukkan bahwa hubungan suami dan istri dalam suatu keluarga tidak harmonis. Walaupun data-data itu menunjukkan hubungan mereka kurang baik tapi dalam hati mereka masing-masing masih tersimpan cinta di antara kedua nya tapi karena sang istri terlalu egois terjadilah pertengkaran dan selalu pertengkaran dalam keluarga mereka.
penyebab terputus nya hubungan suami dan istri tersebut ada beberapa penyebabnya yaitu: (1) karena istri tidak mau mendengarkan nasehat dari suami nya(70%). (2) karena istri yang egois (60%). Penyebab masih utuh nya hubungan kedua suami istri tersebut adalah: (1) suami yang selalu bersabar dengan segala tingkah istri nya (80%).
Jika hubungan suami dan istri selalu terputus oleh responden alternatif dampak negatif nya adalah sebagai berikut: suami seakan-akan tidak di butuhkan lagi oleh istri (40%); hilangnya rasa hormat istri kepada suami (50%). Sebalik nya dampak positif jika hubungan suami dan istri harmonis atau terjaga adalah: istrin akan selalu menghormati suami nya (60%) suami akan selalu menjaga dan menyayangi istri nya (70%).
            INTERPRETASI DATA
Sebuah karya sastra dapat dipandang sebagai jambatan dunia normatif dengan dunia objektif. Karya sastra harus mengambarkan idealisme masyarakatnya, sekaligus mengungkapkan gambaran realitas sosial masyarakatnya. novel “ Tarian Ombak” di tinjau dari kacamata ini, memenuhi kriteria itu. Idealis masyarakat tentang hubungan suami dan istri yang berlangsung tidak baik, tidak ada keseimbangan dalam keluarga mereka tapi selalu ada pertengkaran. Percenminan itu dapat terlihat dalam Novel “ Tarian Ombak” melalui hubungan suami dan istri yaitu tokoh pak Sep dan istri nya. Dominasi penceritaan menyangkut hubungan suami dan istri yang tidak harmonis, ternyata ketidakharmonisa hubungan suami dan istri tersebut berkaitan dengan realitas objektif. Ketidak harmonis hubungan suami dan istri didukung oleh 50% repponden( 40% kurang harmonis dan 3,5 tidak harmonis). Hanya sekitar 1,5% menunjukan hubungan yang harmonis di antara suami dan istri.
Permohonan suami kepada istri nya untuk tidak selalu kelayapan setiap malam nya. Oleh sebab itu, novel “Tarian Ombak” dapat dismpulkan sebagai karya sastra yang mengambarkan hubungan suami dan istri yang tidak harmonis.
Banyak data konkret yang alain nya dalam novel “ Tarian Ombak” untuk memperkuat kesimpulan itu seperti (a) usaha pak Sep untuk selalu bertahan dan bersabar dengan tinkah istri nya selama bertahun-tahun dan berusaha memperbaiki semua nya, hubungan erat dengan data realitas objektif sikap dan prilaku suami kepada istri nya yang berbuat baik sebanyak 60% ( baik sekali 70%; dan baik 6,5%). (b) tidak ada perhatian istri kepada keluaga nya, dia sibuk dengan urusan nya sendiri tampa memikirkan suami nya, berkaitan dengan rendah nya sikap perhatian kepada suami yang baik, yakni 50% ( baik sekali 10% dan baik 20%).
Hubungan suami dan istri itu akan terputus jika istri tidak mau mendengarkan kata-kata suami nya, istri tidak lagi menghormati suami.
Hubungan suami istri bisa terjalin secara harmonis apabila istri mendengarkan kata-kata suami dan menghormati suami.
Novel “ Tarian Ombak “ ini behubungan juga dengan dunia masyarakat karena suami adalah kepala keluaga dan harus di hormati oleh istri.
            KESIMPULAN
            Berdasarkan data-data yang di paparkan di atas, dapat di simpulkan kerelavan novel” Tarian Ombak” adalah cerpen yang berhasil menggungkapkan realitas sosial masyarakat saat ini. Sebagai pencerminan masyarakat novel ini merupakan pembenaran dari pendapat Hoggor yang mengatakan bahwa karya sastra pada semua tingkat disinari oleh nilai-nilai yang diterapkan. Oleh sebab itu, yang dilakukan Harris Effendi Thahar adalah meyakinkan dan menunjukkan bahwa karya nya ini betul-betul berintegrasi dengan kehidupan individu dan masyarakat dalam struktur masyarakatnya (Hoggart 1975:170).
            Sebagai pencatat fenomena masyarakat yang telah, sedang atau yang akan terjadi novel “Tarian Ombak” merupakan pembenaran dari konsepsi Hoggart tentang keseharusan sastra untuk mengemukakan nilai-nilai yang diinginkan. Dalam hal ini Harris mengungkapkannya dalam bentuk realitas, yaitu ia mengungkapkan kejadian yang sedang berjalan.
DAFTAR RUJUKAN
Danomo, Supardi Djoko. 1978. Sosiologi sastra : sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.