Sabtu, 14 Februari 2015

Kritik Sastra


ANALISIS SOSIOLOGIS NOVEL “TARIAN OMBAK” KARYA GERSON POYK

PENGANTAR


                Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan  menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja.
            Setiap karya sastra pasti membuat pembaca nya senang dan ingin selalu membaca karya-karya sastra yang lain. Karena cerita nya selalu menarik dan menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Karya sastra bisa membuat hati orang senang karena pembaca nya bisa masuk ke dalam cerita nya dan bisa merasakan kehidupan yang terjadi dalam karya sastra itu.
            Dalam kajian ini teori yang digunakan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra adalah teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang menghubung kan karya sastra dengan aspek masyarakat, atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial.
            Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial. Sosialogi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, bagaimana ia tetap ada.
            Sastra adalah instusi sosial, dokumen sosial yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin realitas, modal kehidupan.
            Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra adalah karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradapan yang telah menghasilkannya karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realiras social yang terjadi dalam masyarakat.
            Kajian sosiologi selalu mengkatan antara karya sastra dengan masyarakat pendukungnya dan masyarakat pengarang nya. Kajian sosiologi selalu mengkaji tentang kehidupan masyarakat dan cara beradapan masyarakatnya dalam novel “Tarian Ombak”.
PENENTUAN LATAR
Novel “Tarian Ombak” mengungkapkan tentang kehidupan keluarga yang hidup tidak harmonis. Ada beberapa petunjuk atau data-data struktur novel ini tentang itu, seperti kutipan berikut.
“sang isrti selalu mengambil uang penghasilan bengkel untuk jalan-jalan kerumah teman-temannya”.
“sang suami menasehati istri nya untuk tidak keluar malam lagi tapi sang istri selalu ngotot”.
“suami dan istri itu selalu bertengkar”.
Kata-kata yang menunjukan keluarga yang tidak harmonis itu adalah sang istri selalu mengambil uang dari penghasilan dari bengkel untuk keluar dari rumah tampa memikirkan untuk keperluan yang lain. Dalam novel ini pengarang ingin mengungkapkan permasalahan pada suatu keluarga.
Permasalahan dalam keluarga ini adalah karna istri yang tidak nurut kepada suami. Padahal suami nya selalu sabar dengan sikap istri nya semakin hari semakin jadi. Suami nya selalu menasehati istri nya tetapi istri nya tidak mau mendengarkan apa kata suami nya.
Melalui latar tempat dan waktu dalam novel “Tarian Ombak” bicara tentang keluarga yang hidup satu rumah tetapi sering bertengkar. Prilaku tokoh novel dengan kaitan nya dengan data-data realitas objektif harus diselidiki untuk mendapatkan data-data sebagai bukti selanjutnya.
PENENTUAN PERAN DAN HUBUNGAN ANTAR PERAN
Sosok pribadi dalam masyarakat tidak hanya memerankan satu peran dalam kehidupannya. Sosok pribadi itu selalu memerankan peran ganda, misalnya disamping peran seorang guru bisa juga berperan sebagai tukang bengkel, kepala keluara, suami atau istri, pemimpin, dan lain-lain. Karya sastra sebagai cerminan dalam kehidupan masyarakat, akan menengahkan berbagai peran yang diperankan dalam cerita. Tidak ada dalam karya fiksi seorang tokoh memerankan satu peran saja. Pengarang akan memberikan berbagai peran terhadap tokoh-tokoh didalam ceritanya.
Dalam novel “ Tarian Ombak”. Seorang tokoh memerankan dua minimal peran. Tokoh-tokoh Mutiara contohnya, memerankan peran siswa, kakak, sebagai anak. Dengan pula dengan tokoh lainnya
Pak polisi, lelaki, pak Sep, istri, Mutiara anak perempuan, Si Paus anak laki-laki mereka, fat dan suaminya, teman-teman. Tokoh pak Sep memerankan toko suami sekaligus menjdi ayah.
Dengan demikian sebuah peran dapat diperankan oleh beberapa tokoh sekaligus. Dalam hal menyelidiki permasalahan harus melihat dari sudut peran bukan dari sudut tokoh. Permasalahan akan terlihat jelas jika peran yang satu di hubungkan dengan peran yang satu lagi. Beberapa peran yang diperankan oleh beberapa tokoh-tokoh cerita tersebut dapat dihubungkan atau dikelompokan menjadi (a) suami dengan istri, (b) ibu dengan anak, (c) ayah dan anak, (d) anak dengan anak.
Pengelompokan peran tersebut sekaligus dapat dilihat topik-topik yang di buat oleh pengarang dalam ceita yang di buat nya. Topik-topik ini dapat membantu peneliti dalam menelusuri lebih dalam permasalahan-permasalahan dalam karya sastra. Berdasarkan data yang di hubungkan peran di atas, setidaknya sudah nampak permasalahan yang terjadi di dalam cerita. Ketiga permasalahan itu dapat dirumuskan melalui konflik-konflik tokoh yang memerankannya.jika tidak ada konflik di dalam hubungan itu tidak bisa dilanjutkan sebagai penandan adanya permasalahan.
Contohnya adalah (D) anak dengan anak, yang tidak ada konflik di antara keduanya pemeran itu, tiadak ada konflik Mutiara dengan adiknya. Konflik batin yang muncul dari tokoh pak Sep dan anaknya yang selalu bersabar dengan tingkah ibunya yang semakin hari semakin aneh. Oleh karena itu, dalam hal permasalahan anak dengan anak (D) tidak bisa dilanjutkan sebagai permasalahan yang harus dikonfirmasikan dengan konteks sosial. Permasalahan tersebut harus ditempatkan sebagai permaslahan penyetengahkan perbedaan prilaku antara ayah dan anak (C)
Setelah mengikuti pola uji di atas, tinggalah topik istri dan suami (a), ibu dengan anak (b). Namun demikian topik-topik itu mash berguna untuk menunjang penyelidikan. Topik-topik tersebut dapat dipandang sebagai latar tokoh atau pendukung peran.
Topik suami dan istri (a) didukung oleh beberapa tokoh, seperti tokoh anak, teman-teman. Tokoh suami adalah pak Sep sebagai suami, tokoh istri adalah istri dari pak Sep.
Tokoh ibu dan anak (b) hanya di dukung satu tokoh adalah tokoh suami atau pak Sep.
Dari dua topik di atas, ternyata topik suami dan istri (a) yang didukung banyak tokoh. dengan demikian, pada topik hubungan suami dan istri inilah permasalahan utama Novel “Tarian Ombak”, sedangkan topik-topik lain hanya permasalahan penunjang.
PERMASALAHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA NORMATIF
            Dalam sistim sosial suami adalah kepala keluarga yang harus dihormati, dan tidak boleh melanggar kata-kata nya selagi itu masih benar. Istri adalah perempuan atau ibu rumah tangga yang tugasnya mengurus suami dan anak-anak nya. Dalam penataan kehidupan suami adalah pemimpin yang harus di hormati oleh istrinya.
            Dalam membina subuah rumah tangga yang harmonis tentu istri harus menghormat suami nya selagi itu masi sah oleh peraturan. Di dalam hidup berumah tangga tentu kedua nya sama-sama saling mengargai pendapat satu sama lain. Kewajiban seorang suami harus menjaga dan menafkahi istri nya, dan tidak menyakiti istri nya. Namun ada pula kemungkinan suami yang tidak harus dihormati oleh istrinya bila suami itu tidak bisa memimpin dengan baik dan hanya mementingkan diri sendiri.
            Antara suami dan istri harus memiliki hubungan yang harmonis, saling menghormati dan saling menerima pendapat satu sama lain. Saling membagi tugas satu sama lain.
            Suami harus menjdi pemimpin dan suami yang baik oleh istri dan anak-anak nya. Memberikan arahan kepada istri dan istri nya pun tidak boleh membantah selagi itu baik. Istri harus selalu menghargai dan menghormati suaminya.
            Istri tidak boleh melawan kepada suaminya dan harus menerima nasehatnya kalau itu masih benar. Istri harus menghargai suaminya.
            Demikianlah pengaturan hubungan suami dan istri. Antara suami dan istri harus selalu harmonis dan saling menerima pendapat satu sama lain.
PERMASALHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA FIKTIF
Dalam novel “Tarian Ombak” suami sekaligus ayah adalah pak Sep. Ia berperan sebgai suami dengan hubungan nya dengan istri. Ia sebagai ayah dengan hubunganna dengan tokoh Mutia dan si Paus.
Pak Sep adalah profil tokoh yang sabar dalam menghadapi permasalahan rumah tangganya. Sementara istri nya adalah orang yang pembangkang kepada suami nya (pak Sep), istri nya tidak pernah mendengarkan kata suami nya istri nya itu sibuk dengan urusan-urusan nya sendiri dan dia tidak peduli sama anak dan suami nya, seperti tertara dalam contoh kalau istri nya tidak mengurus anak dan suami nya.
“setiap malam istri pak Sep keluar untek bertemu dengan teman-temannya dan pulang sudah larut pagi dengan mabuk”
Setiap hari pak Sep selalu bersabar dengan sikap istri nya itu, pak Sep selalu menasehati istri nya itu tapi istri nya itu tidak mau mendengar kata suami nya, seperti tertara dalam kutipan.
“semuanya mesti saya terima, kalau terjdi apa-apa saya sangat pasrah sekarang”
Pak sep memiliki anak-anak yang rajin dan mengerti akan keadaan yang terjdi pada keluarganya, dan pak Sep selalu mendamba-dambakan kalau istrinya bisa seperti kedua anak-anak nya, seperti yang tertara dalam kutipan.
“kalu seandainya ibu mereka bisa seperti anak-anak yang mau menjual apa saja ke pasar ...ah, sayang”
Dari gambaran beberapa dari kutipan di atas, terlihat ketidakharmonisan hubungan suami dan istri dalam keluarga dalam novel “Tarian Ombak” hubungan keluarga yang tidak harmonis itu berujung penyesalan sang istri ketika detik-detik kematian nya. Dia menyampaikan kepada anak nya bahwa ibu mencintai ayah mu.
            SECARA OBJEKTIF
Untuk mendapatakan data-data objeltif perlu dilakukan obsevasi lapangan terhadap anggota keluarga tersebut. Untuk kepentingan ini telah dilakukan suatu penyebaran angket untuk menyaring data sosial tentang hubungan suami dan istri yang berlangsung atau yang sedang berlangsung sesuai masalah yang dirumuskan dalam realitas fiktif. Sumber datanya diambil secara acak dari 50 orang masyarakat umum yang memerankan suami dan istri dari berbagai daerah. Mungkin sumber data ini belum repsentif untuk keterwakilan prilaku sosial anggota masyarakat umum secara keseluruhan, tetapi dianggap cukup memberikan gambaran tentang hubungan suami dan istri ini.
Situasi umum hubungan suami istri ini menurut responden, yang menyatakan harmonis sekali hanya 1%; harmonis 20%; biasa-biasa saja 10%; kurang harmonis 70%; dan tidak harmonis 80%. Jika hubungan suami dan istri tersebut dibatasi dengan umum dengan menekankan sikap dan prilakuan suami kepada istri nya, jawaban reponden menunjukkan: baik sekali 8,5%; baik 70%: biasa-biasa 40%: kurang  baik 20%: dan tidak sebaliknya 0%, prilaku dan sikap istri terhadap suami nya dalah: baik sekali 10%: baik 20%: biasa-biasa 30%: kurang baik 40%.
Data-data itu menujukkan bahwa hubungan suami dan istri dalam suatu keluarga tidak harmonis. Walaupun data-data itu menunjukkan hubungan mereka kurang baik tapi dalam hati mereka masing-masing masih tersimpan cinta di antara kedua nya tapi karena sang istri terlalu egois terjadilah pertengkaran dan selalu pertengkaran dalam keluarga mereka.
penyebab terputus nya hubungan suami dan istri tersebut ada beberapa penyebabnya yaitu: (1) karena istri tidak mau mendengarkan nasehat dari suami nya(70%). (2) karena istri yang egois (60%). Penyebab masih utuh nya hubungan kedua suami istri tersebut adalah: (1) suami yang selalu bersabar dengan segala tingkah istri nya (80%).
Jika hubungan suami dan istri selalu terputus oleh responden alternatif dampak negatif nya adalah sebagai berikut: suami seakan-akan tidak di butuhkan lagi oleh istri (40%); hilangnya rasa hormat istri kepada suami (50%). Sebalik nya dampak positif jika hubungan suami dan istri harmonis atau terjaga adalah: istrin akan selalu menghormati suami nya (60%) suami akan selalu menjaga dan menyayangi istri nya (70%).
            INTERPRETASI DATA
Sebuah karya sastra dapat dipandang sebagai jambatan dunia normatif dengan dunia objektif. Karya sastra harus mengambarkan idealisme masyarakatnya, sekaligus mengungkapkan gambaran realitas sosial masyarakatnya. novel “ Tarian Ombak” di tinjau dari kacamata ini, memenuhi kriteria itu. Idealis masyarakat tentang hubungan suami dan istri yang berlangsung tidak baik, tidak ada keseimbangan dalam keluarga mereka tapi selalu ada pertengkaran. Percenminan itu dapat terlihat dalam Novel “ Tarian Ombak” melalui hubungan suami dan istri yaitu tokoh pak Sep dan istri nya. Dominasi penceritaan menyangkut hubungan suami dan istri yang tidak harmonis, ternyata ketidakharmonisa hubungan suami dan istri tersebut berkaitan dengan realitas objektif. Ketidak harmonis hubungan suami dan istri didukung oleh 50% repponden( 40% kurang harmonis dan 3,5 tidak harmonis). Hanya sekitar 1,5% menunjukan hubungan yang harmonis di antara suami dan istri.
Permohonan suami kepada istri nya untuk tidak selalu kelayapan setiap malam nya. Oleh sebab itu, novel “Tarian Ombak” dapat dismpulkan sebagai karya sastra yang mengambarkan hubungan suami dan istri yang tidak harmonis.
Banyak data konkret yang alain nya dalam novel “ Tarian Ombak” untuk memperkuat kesimpulan itu seperti (a) usaha pak Sep untuk selalu bertahan dan bersabar dengan tinkah istri nya selama bertahun-tahun dan berusaha memperbaiki semua nya, hubungan erat dengan data realitas objektif sikap dan prilaku suami kepada istri nya yang berbuat baik sebanyak 60% ( baik sekali 70%; dan baik 6,5%). (b) tidak ada perhatian istri kepada keluaga nya, dia sibuk dengan urusan nya sendiri tampa memikirkan suami nya, berkaitan dengan rendah nya sikap perhatian kepada suami yang baik, yakni 50% ( baik sekali 10% dan baik 20%).
Hubungan suami dan istri itu akan terputus jika istri tidak mau mendengarkan kata-kata suami nya, istri tidak lagi menghormati suami.
Hubungan suami istri bisa terjalin secara harmonis apabila istri mendengarkan kata-kata suami dan menghormati suami.
Novel “ Tarian Ombak “ ini behubungan juga dengan dunia masyarakat karena suami adalah kepala keluaga dan harus di hormati oleh istri.
            KESIMPULAN
            Berdasarkan data-data yang di paparkan di atas, dapat di simpulkan kerelavan novel” Tarian Ombak” adalah cerpen yang berhasil menggungkapkan realitas sosial masyarakat saat ini. Sebagai pencerminan masyarakat novel ini merupakan pembenaran dari pendapat Hoggor yang mengatakan bahwa karya sastra pada semua tingkat disinari oleh nilai-nilai yang diterapkan. Oleh sebab itu, yang dilakukan Harris Effendi Thahar adalah meyakinkan dan menunjukkan bahwa karya nya ini betul-betul berintegrasi dengan kehidupan individu dan masyarakat dalam struktur masyarakatnya (Hoggart 1975:170).
            Sebagai pencatat fenomena masyarakat yang telah, sedang atau yang akan terjadi novel “Tarian Ombak” merupakan pembenaran dari konsepsi Hoggart tentang keseharusan sastra untuk mengemukakan nilai-nilai yang diinginkan. Dalam hal ini Harris mengungkapkannya dalam bentuk realitas, yaitu ia mengungkapkan kejadian yang sedang berjalan.
DAFTAR RUJUKAN
Danomo, Supardi Djoko. 1978. Sosiologi sastra : sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar