ANALISIS
SOSIOLOGIS NOVEL “TARIAN OMBAK” KARYA GERSON POYK
PENGANTAR
Novel adalah karangan
prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan
seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta
banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan
Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal
dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang
berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk
karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada
juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang
artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan
atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang
daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang
penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan
seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja.
Setiap karya sastra pasti membuat
pembaca nya senang dan ingin selalu membaca karya-karya sastra yang lain.
Karena cerita nya selalu menarik dan menceritakan tentang kehidupan
sehari-hari. Karya sastra bisa membuat hati orang senang karena pembaca nya
bisa masuk ke dalam cerita nya dan bisa merasakan kehidupan yang terjadi dalam
karya sastra itu.
Dalam kajian ini teori yang
digunakan sosiologi sastra. Teori sosiologi sastra adalah teori dan pendekatan
terhadap karya sastra yang menghubung kan karya sastra dengan aspek masyarakat,
atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial
kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial.
Sosiologi adalah telaah yang
objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga
sosial dan proses sosial. Sosialogi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat
dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, bagaimana ia tetap ada.
Sastra adalah instusi sosial, dokumen
sosial yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa
tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin realitas, modal kehidupan.
Latar belakang munculnya pendekatan
sosiologi sastra adalah karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika
dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradapan yang telah
menghasilkannya karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realiras social
yang terjadi dalam masyarakat.
Kajian sosiologi selalu mengkatan
antara karya sastra dengan masyarakat pendukungnya dan masyarakat pengarang
nya. Kajian sosiologi selalu mengkaji tentang kehidupan masyarakat dan cara
beradapan masyarakatnya dalam novel “Tarian Ombak”.
PENENTUAN LATAR
Novel
“Tarian Ombak” mengungkapkan tentang kehidupan keluarga yang hidup tidak
harmonis. Ada beberapa petunjuk atau data-data struktur novel ini tentang itu,
seperti kutipan berikut.
“sang
isrti selalu mengambil uang penghasilan bengkel untuk jalan-jalan kerumah
teman-temannya”.
“sang
suami menasehati istri nya untuk tidak keluar malam lagi tapi sang istri selalu
ngotot”.
“suami
dan istri itu selalu bertengkar”.
Kata-kata
yang menunjukan keluarga yang tidak harmonis itu adalah sang istri selalu
mengambil uang dari penghasilan dari bengkel untuk keluar dari rumah tampa
memikirkan untuk keperluan yang lain. Dalam novel ini pengarang ingin
mengungkapkan permasalahan pada suatu keluarga.
Permasalahan
dalam keluarga ini adalah karna istri yang tidak nurut kepada suami. Padahal
suami nya selalu sabar dengan sikap istri nya semakin hari semakin jadi. Suami
nya selalu menasehati istri nya tetapi istri nya tidak mau mendengarkan apa
kata suami nya.
Melalui
latar tempat dan waktu dalam novel “Tarian Ombak” bicara tentang keluarga yang
hidup satu rumah tetapi sering bertengkar. Prilaku tokoh novel dengan kaitan
nya dengan data-data realitas objektif harus diselidiki untuk mendapatkan
data-data sebagai bukti selanjutnya.
PENENTUAN PERAN DAN
HUBUNGAN ANTAR PERAN
Sosok
pribadi dalam masyarakat tidak hanya memerankan satu peran dalam kehidupannya.
Sosok pribadi itu selalu memerankan peran ganda, misalnya disamping peran
seorang guru bisa juga berperan sebagai tukang bengkel, kepala keluara, suami
atau istri, pemimpin, dan lain-lain. Karya sastra sebagai cerminan dalam
kehidupan masyarakat, akan menengahkan berbagai peran yang diperankan dalam
cerita. Tidak ada dalam karya fiksi seorang tokoh memerankan satu peran saja.
Pengarang akan memberikan berbagai peran terhadap tokoh-tokoh didalam
ceritanya.
Dalam
novel “ Tarian Ombak”. Seorang tokoh memerankan dua minimal peran. Tokoh-tokoh
Mutiara contohnya, memerankan peran siswa, kakak, sebagai anak. Dengan pula
dengan tokoh lainnya
Pak
polisi, lelaki, pak Sep, istri, Mutiara anak perempuan, Si Paus anak laki-laki
mereka, fat dan suaminya, teman-teman. Tokoh pak Sep memerankan toko suami
sekaligus menjdi ayah.
Dengan
demikian sebuah peran dapat diperankan oleh beberapa tokoh sekaligus. Dalam hal
menyelidiki permasalahan harus melihat dari sudut peran bukan dari sudut tokoh.
Permasalahan akan terlihat jelas jika peran yang satu di hubungkan dengan peran
yang satu lagi. Beberapa peran yang diperankan oleh beberapa tokoh-tokoh cerita
tersebut dapat dihubungkan atau dikelompokan menjadi (a) suami dengan istri,
(b) ibu dengan anak, (c) ayah dan anak, (d) anak dengan anak.
Pengelompokan
peran tersebut sekaligus dapat dilihat topik-topik yang di buat oleh pengarang
dalam ceita yang di buat nya. Topik-topik ini dapat membantu peneliti dalam
menelusuri lebih dalam permasalahan-permasalahan dalam karya sastra.
Berdasarkan data yang di hubungkan peran di atas, setidaknya sudah nampak
permasalahan yang terjadi di dalam cerita. Ketiga permasalahan itu dapat
dirumuskan melalui konflik-konflik tokoh yang memerankannya.jika tidak ada
konflik di dalam hubungan itu tidak bisa dilanjutkan sebagai penandan adanya
permasalahan.
Contohnya
adalah (D) anak dengan anak, yang tidak ada konflik di antara keduanya pemeran
itu, tiadak ada konflik Mutiara dengan adiknya. Konflik batin yang muncul dari
tokoh pak Sep dan anaknya yang selalu bersabar dengan tingkah ibunya yang
semakin hari semakin aneh. Oleh karena itu, dalam hal permasalahan anak dengan
anak (D) tidak bisa dilanjutkan sebagai permasalahan yang harus dikonfirmasikan
dengan konteks sosial. Permasalahan tersebut harus ditempatkan sebagai permaslahan
penyetengahkan perbedaan prilaku antara ayah dan anak (C)
Setelah
mengikuti pola uji di atas, tinggalah topik istri dan suami (a), ibu dengan
anak (b). Namun demikian topik-topik itu mash berguna untuk menunjang
penyelidikan. Topik-topik tersebut dapat dipandang sebagai latar tokoh atau
pendukung peran.
Topik
suami dan istri (a) didukung oleh beberapa tokoh, seperti tokoh anak,
teman-teman. Tokoh suami adalah pak Sep sebagai suami, tokoh istri adalah istri
dari pak Sep.
Tokoh
ibu dan anak (b) hanya di dukung satu tokoh adalah tokoh suami atau pak Sep.
Dari
dua topik di atas, ternyata topik suami dan istri (a) yang didukung banyak
tokoh. dengan demikian, pada topik hubungan suami dan istri inilah permasalahan
utama Novel “Tarian Ombak”, sedangkan topik-topik lain hanya permasalahan
penunjang.
PERMASALAHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA
NORMATIF
Dalam sistim sosial suami adalah
kepala keluarga yang harus dihormati, dan tidak boleh melanggar kata-kata nya
selagi itu masih benar. Istri adalah perempuan atau ibu rumah tangga yang
tugasnya mengurus suami dan anak-anak nya. Dalam penataan kehidupan suami
adalah pemimpin yang harus di hormati oleh istrinya.
Dalam membina subuah rumah tangga
yang harmonis tentu istri harus menghormat suami nya selagi itu masi sah oleh
peraturan. Di dalam hidup berumah tangga tentu kedua nya sama-sama saling
mengargai pendapat satu sama lain. Kewajiban seorang suami harus menjaga dan
menafkahi istri nya, dan tidak menyakiti istri nya. Namun ada pula kemungkinan
suami yang tidak harus dihormati oleh istrinya bila suami itu tidak bisa
memimpin dengan baik dan hanya mementingkan diri sendiri.
Antara suami dan istri harus
memiliki hubungan yang harmonis, saling menghormati dan saling menerima
pendapat satu sama lain. Saling membagi tugas satu sama lain.
Suami harus menjdi pemimpin dan suami
yang baik oleh istri dan anak-anak nya. Memberikan arahan kepada istri dan
istri nya pun tidak boleh membantah selagi itu baik. Istri harus selalu
menghargai dan menghormati suaminya.
Istri tidak boleh melawan kepada
suaminya dan harus menerima nasehatnya kalau itu masih benar. Istri harus
menghargai suaminya.
Demikianlah pengaturan hubungan
suami dan istri. Antara suami dan istri harus selalu harmonis dan saling
menerima pendapat satu sama lain.
PERMASALHAN SUAMI DAN ISTRI SECARA
FIKTIF
Dalam
novel “Tarian Ombak” suami sekaligus ayah adalah pak Sep. Ia berperan sebgai
suami dengan hubungan nya dengan istri. Ia sebagai ayah dengan hubunganna
dengan tokoh Mutia dan si Paus.
Pak
Sep adalah profil tokoh yang sabar dalam menghadapi permasalahan rumah
tangganya. Sementara istri nya adalah orang yang pembangkang kepada suami nya
(pak Sep), istri nya tidak pernah mendengarkan kata suami nya istri nya itu
sibuk dengan urusan-urusan nya sendiri dan dia tidak peduli sama anak dan suami
nya, seperti tertara dalam contoh kalau istri nya tidak mengurus anak dan suami
nya.
“setiap
malam istri pak Sep keluar untek bertemu dengan teman-temannya dan pulang sudah
larut pagi dengan mabuk”
Setiap
hari pak Sep selalu bersabar dengan sikap istri nya itu, pak Sep selalu
menasehati istri nya itu tapi istri nya itu tidak mau mendengar kata suami nya,
seperti tertara dalam kutipan.
“semuanya
mesti saya terima, kalau terjdi apa-apa saya sangat pasrah sekarang”
Pak
sep memiliki anak-anak yang rajin dan mengerti akan keadaan yang terjdi pada
keluarganya, dan pak Sep selalu mendamba-dambakan kalau istrinya bisa seperti
kedua anak-anak nya, seperti yang tertara dalam kutipan.
“kalu
seandainya ibu mereka bisa seperti anak-anak yang mau menjual apa saja ke pasar
...ah, sayang”
Dari gambaran beberapa dari kutipan di
atas, terlihat ketidakharmonisan hubungan suami dan istri dalam keluarga dalam
novel “Tarian Ombak” hubungan keluarga yang tidak harmonis itu berujung
penyesalan sang istri ketika detik-detik kematian nya. Dia menyampaikan kepada
anak nya bahwa ibu mencintai ayah mu.
SECARA
OBJEKTIF
Untuk mendapatakan data-data objeltif
perlu dilakukan obsevasi lapangan terhadap anggota keluarga tersebut. Untuk
kepentingan ini telah dilakukan suatu penyebaran angket untuk menyaring data
sosial tentang hubungan suami dan istri yang berlangsung atau yang sedang
berlangsung sesuai masalah yang dirumuskan dalam realitas fiktif. Sumber
datanya diambil secara acak dari 50 orang masyarakat umum yang memerankan suami
dan istri dari berbagai daerah. Mungkin sumber data ini belum repsentif untuk
keterwakilan prilaku sosial anggota masyarakat umum secara keseluruhan, tetapi
dianggap cukup memberikan gambaran tentang hubungan suami dan istri ini.
Situasi umum hubungan suami istri ini
menurut responden, yang menyatakan harmonis sekali hanya 1%; harmonis 20%;
biasa-biasa saja 10%; kurang harmonis 70%; dan tidak harmonis 80%. Jika hubungan
suami dan istri tersebut dibatasi dengan umum dengan menekankan sikap dan
prilakuan suami kepada istri nya, jawaban reponden menunjukkan: baik sekali
8,5%; baik 70%: biasa-biasa 40%: kurang baik
20%: dan tidak sebaliknya 0%, prilaku dan sikap istri terhadap suami nya dalah:
baik sekali 10%: baik 20%: biasa-biasa 30%: kurang baik 40%.
Data-data itu menujukkan bahwa hubungan
suami dan istri dalam suatu keluarga tidak harmonis. Walaupun data-data itu
menunjukkan hubungan mereka kurang baik tapi dalam hati mereka masing-masing
masih tersimpan cinta di antara kedua nya tapi karena sang istri terlalu egois
terjadilah pertengkaran dan selalu pertengkaran dalam keluarga mereka.
penyebab terputus nya hubungan suami dan
istri tersebut ada beberapa penyebabnya yaitu: (1) karena istri tidak mau
mendengarkan nasehat dari suami nya(70%). (2) karena istri yang egois (60%).
Penyebab masih utuh nya hubungan kedua suami istri tersebut adalah: (1) suami
yang selalu bersabar dengan segala tingkah istri nya (80%).
Jika hubungan suami dan istri selalu
terputus oleh responden alternatif dampak negatif nya adalah sebagai berikut:
suami seakan-akan tidak di butuhkan lagi oleh istri (40%); hilangnya rasa
hormat istri kepada suami (50%). Sebalik nya dampak positif jika hubungan suami
dan istri harmonis atau terjaga adalah: istrin akan selalu menghormati suami
nya (60%) suami akan selalu menjaga dan menyayangi istri nya (70%).
INTERPRETASI
DATA
Sebuah karya sastra dapat dipandang
sebagai jambatan dunia normatif dengan dunia objektif. Karya sastra harus
mengambarkan idealisme masyarakatnya, sekaligus mengungkapkan gambaran realitas
sosial masyarakatnya. novel “ Tarian Ombak” di tinjau dari kacamata ini,
memenuhi kriteria itu. Idealis masyarakat tentang hubungan suami dan istri yang
berlangsung tidak baik, tidak ada keseimbangan dalam keluarga mereka tapi
selalu ada pertengkaran. Percenminan itu dapat terlihat dalam Novel “ Tarian
Ombak” melalui hubungan suami dan istri yaitu tokoh pak Sep dan istri nya.
Dominasi penceritaan menyangkut hubungan suami dan istri yang tidak harmonis,
ternyata ketidakharmonisa hubungan suami dan istri tersebut berkaitan dengan
realitas objektif. Ketidak harmonis hubungan suami dan istri didukung oleh 50%
repponden( 40% kurang harmonis dan 3,5 tidak harmonis). Hanya sekitar 1,5%
menunjukan hubungan yang harmonis di antara suami dan istri.
Permohonan suami kepada istri nya untuk
tidak selalu kelayapan setiap malam nya. Oleh sebab itu, novel “Tarian Ombak”
dapat dismpulkan sebagai karya sastra yang mengambarkan hubungan suami dan
istri yang tidak harmonis.
Banyak data konkret yang alain nya dalam
novel “ Tarian Ombak” untuk memperkuat kesimpulan itu seperti (a) usaha pak Sep
untuk selalu bertahan dan bersabar dengan tinkah istri nya selama bertahun-tahun
dan berusaha memperbaiki semua nya, hubungan erat dengan data realitas objektif
sikap dan prilaku suami kepada istri nya yang berbuat baik sebanyak 60% ( baik
sekali 70%; dan baik 6,5%). (b) tidak ada perhatian istri kepada keluaga nya,
dia sibuk dengan urusan nya sendiri tampa memikirkan suami nya, berkaitan
dengan rendah nya sikap perhatian kepada suami yang baik, yakni 50% ( baik
sekali 10% dan baik 20%).
Hubungan suami dan istri itu akan
terputus jika istri tidak mau mendengarkan kata-kata suami nya, istri tidak
lagi menghormati suami.
Hubungan suami istri bisa terjalin
secara harmonis apabila istri mendengarkan kata-kata suami dan menghormati
suami.
Novel “ Tarian Ombak “ ini behubungan
juga dengan dunia masyarakat karena suami adalah kepala keluaga dan harus di
hormati oleh istri.
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang di
paparkan di atas, dapat di simpulkan kerelavan novel” Tarian Ombak” adalah
cerpen yang berhasil menggungkapkan realitas sosial masyarakat saat ini.
Sebagai pencerminan masyarakat novel ini merupakan pembenaran dari pendapat
Hoggor yang mengatakan bahwa karya sastra pada semua tingkat disinari oleh
nilai-nilai yang diterapkan. Oleh sebab itu, yang dilakukan Harris Effendi
Thahar adalah meyakinkan dan menunjukkan bahwa karya nya ini betul-betul
berintegrasi dengan kehidupan individu dan masyarakat dalam struktur
masyarakatnya (Hoggart 1975:170).
Sebagai pencatat fenomena masyarakat
yang telah, sedang atau yang akan terjadi novel “Tarian Ombak” merupakan
pembenaran dari konsepsi Hoggart tentang keseharusan sastra untuk mengemukakan
nilai-nilai yang diinginkan. Dalam hal ini Harris mengungkapkannya dalam bentuk
realitas, yaitu ia mengungkapkan kejadian yang sedang berjalan.
DAFTAR RUJUKAN
Danomo,
Supardi Djoko. 1978. Sosiologi sastra : sebuah pengantar ringkas. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar